Raden Ajeng Kartini
Habis Gelap, Terbitlah Terang

Berikut ini adalah riwayat hidup R. A. Kartini
- 21 April 1879 - Lahir di Jepara, Jawa Tengah.
- 1885 - 1891 - Kartini bersekolah di sebuah sekolah Belanda, Europeesche Lagere School (ELS).
- 1891 - 1895 - Setelah Kartini berusia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena harus dipingit.
- 1896 - Kartini diberi izin oleh ayahnya untuk sesekali meninggalkan ruangan tempat ia dipingit untuk mengunjungi kampung pemahat kayu, menghadiri konsekrasi gereja Protestan, dan acara-acara khusus lainnya.
- 1898 - Kartini menghadiri pesta dansa yang diadakan untuk merayakan Pelantikan Wilhelmina dari Belanda bersama ketiga saudara perempuannya.
- 1900 - Pada waktu itu,
* Kartini banyak menulis surat tentang hal-hal penting baginya: seni, politik, pendidikan, kesehatan masyarakat, kesejahteraan ekonomi, dan sastra kepada teman-teman Belandanya.
* Kartini berkorespondensi dengan Estelle (Stella) Zeehandelaar yang menjawab iklan sahabat penanya di Daily Lily.
* Ia bertemu dengan J. H. Abendanon yang adalah Menteri Kebudayaan, Agama, dan Industri di Hindia Timur untuk berupaya meningkatkan kesempatan pendidikan bagi anak perempuan.
* Ia mulai berkorespondensi dengan nyonya Mevrouw Abendanon-Mandri. Surat-surat dari teman-teman Belandanya memberikan wawasan tentang perubahan dalam hidupnya dan kehidupan kolonial Indonesia. - Agustus 1902 - Kartini diperkenalkan kepada Henri van Kol, seorang anggota parlemen yang menawarkan bantuan untuk mewujudkan rencananya belajar mengajar dan pertolongan pertama di Belanda. Kartini menerima beasiswa, tetapi tidak disetujui oleh keluarganya.
- 8 November 1903 - Kartini dijodohkan dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri dan menikah.
- 1903 - Kartini dengan dukungan suaminya membuka sekolah khusus perempuan di kompleks Kantor Kabupaten Rembang. Dia menjalankan sekolahnya sendiri, mengajar 10 anak perempuan empat hari seminggu. Ia menulis laporan kepada pemerintah berjudul 'Didik Orang Jawa Masa Kini' yang membahas pentingnya menerima pendidikan berkualitas dan menawarkan beberapa metode yang direkomendasikan untuk mencapainya.
- 13 September 1904 - Anak satu-satunya, Soesalit Djojoadhiningrat lahir.
- 17 September 1904 - Meninggal pada usia 25, tepat 4 hari setelah melahirkan anak semata wayangnya. Ia dimakamkan di Desa Bulu, Rembang.
"R. A. Kartini merupakan sosok pembebas dan pelopor perjuangan kaum perempuan. Perjuangannya bukan emansipasi belaka dan tidak pula hanya sekadar politik afirmatif. Namun, menyangkut hal yang mendasar terkait harkat dan martabat kaum perempuan."
- Megawati Soekarnoputri -